There are no advertisements in the Jakarta yet
https://avalanches.com/id/jakarta_usulan_ketua_bangar_dpr_ri_menaikan_daya_listrik_dapat_menyakiti_hat4299554_16_09_2022

*Usulan Ketua Bangar DPR RI menaikan Daya Listrik dapat menyakiti Hati dan lebih Menyengsarakan Masyarakat Miskin*


Usulan ketua Bangar DPR RI Said Abdullah dari Fraksi PDI Perjuangan yang yang akan menghapus daya Listrik 450 VA dan akan menaikan daya Listrik Masyarakat Miskin dari 450 VA menjadi 900 VA dan dari 900 VA menjadi 1300 VA, Usulan tersebut mengemuka dalam rapat panja pembahasan RAPBN 2023 bersama pemerintah, di Gedung DPR RI, pada Senin (12/9/2022).


Adapun Usulan akan menghapus daya Listrik 450 VA dan akan menaikan daya Listrik Masyarakat Miskin dari 450 VA menjadi 900 VA dan dari 900 VA menjadi 1300 VA, bisa menyakiti dan dapat lebih menyengsarakan Masyarakat Miskin


Terlebih setelah baru saja melewati Masa Pandemi Covid 19 di masa pemulihan selama 2 tahun ini, dan Terlebih setelah naik nya harga BBM dan Harga-Harga kebutuhan pokok lain nya,


Dengan Berdasar Perangkat tersebut sudah tidak layak dan dengan berdasar agak tidak Jeglek atau turun pada saat listrik tersebut digunakan,


Maka Muslihan Aulia Haris, S.H selaku Bendahara Bidang Hukum Aliansi Profesional Indonesia Bangkit atau yang di singkat (APIB) menanggapi nya sebagai berikut: Secara logika Kalau hanya sekedar perangkat listrik tersebut sudah tidak layak digunakan, mestinya Pemerintah tinggal memperbaharui saja perangkat nya, bukan dinaikan daya nya,


Selain itu Muslihan berpendapat nama nya masyarakat miskin tidak mempunyai Perangkat Rumah Tangga Elektronik yang berlebih, pasti Bersifat wajar seperti sekedar menyalakan Lampu untuk penerangan pada saat malam hari, 1 buah mesin air, 1 Unit TV dan 1 Unit kipas angin serta terkadang mempunyai 1 Unit Kulkas, adapun untuk mencuci masyarakat miskin biasa nya masih manual tanpa mesin cuci, walaupun ada yang menggunakan mesin cuci tapi pasti nya di sesuaikan dengan kebutuhan listrik lain nya yang masih terbilang masih sangat wajar


Selain itu Ketua Bangar DPR RI, Said Abdullah menyampaikan dengan menaikan Daya dari 450 VA menjadi 900 VA Masyarakat Miskin akan tetap memperoleh Subsidi, maka Muslihan pun menduga Subsidi tersebut Paling diberikan hanya beberapa kali, hanya beberapa bulan saja di awal-awal pergantian Daya Listrik tersebut, selanjut nya subsidi Listrik tersebut akan di tarik kembali dengan berbagai macam alasan,


Padahal sebagaimana Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Menteri ESDM Nomor 29 Tahun 2016 tentang Mekanisme Pemberian Subsidi Tarif Tenaga Listrik untuk Rumah Tangga dikutip dari peraturan.go.id. berbunyi : golongan rumah tangga yang diberikan subsidi listrik yaitu yang berdaya 450 VA dan rumah tangga miskin dan tidak mampu berdaya 900 VA.


Selain itu Muslihan Aulia Haris menyampaikan Apabila Pemerintah tetap ingin menghendaki menaikan Daya Listrik dari 450 VA menjadi 900 VA dan dari 900 VA menjadi 1300 VA harus memenuhi beberapa Syarat, diantara nya yaitu yang pertama Pemerintah melalui petugas PLN harus melakukan Observasi terlebih dahulu kepada Masyarakat Miskin yang memiliki daya listrik 450 VA atau 900 VA apakah mempunyai perangkat listrik lebih dari 450 VA (Lampu, Mesin Air, Televisi, Kulkas, AC, Mesin Cuci) jika masyarakat miskin tersebut tidak mempunyai perangkat di atas 450 VA maka tidak boleh di naikan menjadi 900 VA, begitu juga masyarakat miskin yang mempunyai Daya Listrik 900 VA sedangkan Perangkat Rumah tangga Elektronik nya tidak melebihi dari 900 VA maka tidak boleh di naikan menjadi 1300 VA,


Selanjutnya harus di cek juga pemakaian Bulanan nya, kira-kira sesuai tidak perangkat Elektronik rumah tangga yang di miliki nya dengan Pembayaran Listrik setiap bulan nya, kan pasti nya bisa ketawan bisa di cek dari laporan bulanan nya, apakah melebihi dari daya 450 VA atau 900 VA, misalkan Masyarakat miskin tersebut punya Kulkas dan Punya mesin Cuci tetapi pemakaian nya bisa di sesuaikan, ya tidak di paksakan untuk daya nya di naikan,


Yang terakhir adalah bila memang di temukan di dalam rumah tangga masyarakat miskin tersebut mempunyai perangkat elektronik rumah tangga yang melebihi daya 450 VA atau 900 VA (Ada Lampu, Mesin Air, TV, Kulkas, AC dan lain sebagai nya) dan melakukan Pemakaian lebih dari Daya yang saat ini, maka tanyakan kembali kepada Masyarakat miskin tersebut Apakah setuju atau perlu Perangkat Listrik nya tersebut di naikan daya nya atau cukup perlu hanya di Perbarui saja perangkat nya dan jangan adanya Intervensi atau Paksaan dari Pemerintah untuk mengganti dengan menaikan daya listrik tersebut, begitu Tutur nya. (MARS)

Show more
0
13
https://avalanches.com/id/jakarta_oscar_fish_election_championship_20233803429_22_08_2022

Fakta Seputar Oscar Mania Fish Election Championship (OFEC) 2022


Oscar Mania Fish Election Championship 2022 atau OFEC 2022 diselenggarakan di Indonesia. Turnamen ini berlangsung pada 31 Juli 2022 di Lembaga Penelitian Balai Riset Balai Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan.


Berikut adalah 6 hal mengenai OFEC 2022 yang tidak banyak orang ketahui.


Format

OFEC 2022 adalah kejuaraan tingkat internasional kontes ikan hias yang menggabungkan antara seni, budaya, edukasi dan teknologi. Baik kompetisi yang berlangsung di Jerman atau Indonesia, keduanya menggunakan dua sesi penilaian pembuka dan dua sesi penilaian penutup, yang terdiri dari dua sampul. Belum ada satupun kontes atau kejuaraan ikan hias di dunia, yang berani dan mampu untuk menggabungkan dua penilaian sampul dalam satu kejuaraan ikan hias. Admission dan Teknis, melibatkan penilaian cakupan biologis yang amat detail dan mendalam yang dimana banyak digunakan pada penelitian riset laboratorium. OFEC 2022 yang diselenggarakan di negara Jerman dan Indonesia, sukses mengadopsi dua penilaian sampul secara sempurna dibawah pengawasan penuh dari pimpinan komite, Alexandrew Edeij.


Pertama dan Terbesar di Indonesia

OFEC 2022 Indonesia, adalah kejuaraan kontes ikan hias oscar pertama di Indonesia, sepanjang sejarah. Peserta pilihan dari para pemenang terbaik setiap bulannya, dipertemukan dengan peserta umum yang berasal dari Jakarta hingga luar pulau Jawa. Berberapa peserta bahkan ada yang berasal dari Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Komite penilai semuanya berasal dari luar Indonesia dan nenggunakan basis pindai teknologi menggunakan 3D scan melalui zoom atau live stream. Bisa dikatakan OFEC 2022 bukan saja yang pertama dan terbesar di Indonesia, namun juga menjadi kejuaraan ikan hias pertama di dunia yang berbasis teknologi dan sains penuh.


Grand Champion Perdana di Dunia

Pemenang OFEC 2022 baik di negara Jerman atau di Indonesia, selain menerima uang hadiah sebesar 3,800 euro untuk pemenang di Jerman dan Rp. 45,000,000 untuk pemenang di Indonesia, juga berhak menyandang sebagai Grand Champion resmi dibawah lisensi Asosiasi Akuatik Uni Eropa dan Lembaga Perikanan Uni Eropa dibawah supervisi penuh dari Oscar Mania Indonesia.


Poin Nilai

Mungkin banyak yang belum mengetahui, bahwa poin penilaian dalam OFEC 2022 menggunakan basis terapan sains dan teknologi dan hanya pada penilaian sampul penutup yang digunakan untuk menentukan dua poin penuh akhir. Scaleferometer bahkan memperbesar visual oscar hingga 80 pembesaran, agar Alexandrew Edeij mampu menghitung dan menjumlahkan tingkat kepadatan dan jarak rapat pigmen warna secara kalibrasi. Alexandrew Edeij dengan cerdas, menggabungkan fisiokoptik dua tampilan warna dalam 3D atau 3 Dimensi untuk diubah menjadi polarisasi warna dasar pada pigmen ikan hias. Belum ada satupun expertise ikan hias yang berpengalaman di dunia, mampu melakukan teknik tersebut diatas.


Budaya Lokal

OFEC 2022 adalah satu-satunya kejuaraan ikan hias di dunia, yang mampu menampilkan serta menyelenggarakan sebuah kompetisi bertaraf internasional, dimana kampanye utamanya adalah budidaya asli Indonesia, yang mendapat begitu banyak dukungan dan support dari asosiasi asosiasi ikan hias eropa.


Kampanye

Dibalik keberhasilan OFEC 2022 diselenggarakan di Jerman dan Indonesia. OFEC 2022 juga menuai banyak pujian dari berbagai pihak. Salah satunya adalah komitmen dasar dalam penyelenggaraan OFEC 2022 dimana kampanye pakan sehat untuk mendukung pertumbuhan ikan oscar yang berkualitas. Alexandrew Edeij bersama-sama dengan Theo Paveda, Direktur Pengembangan dan Pemberdayaan Kualitas Ikan Hias Uni Eropa yang menjadi supervisi OFEC 2022 di Jerman, mensinergikan kampanye budidaya lokal mandiri bagi para petani dalam berupa pemberdayaan usaha menengah hingga pendistribusian pakan sehat untuk ikan hias kedepannya.


Berikut telah kami jelaskan 6 fakta mengenai OFEC 2022 diatas yang kami rangkum dari berbagai sumber termasuk dari sumber resmi Balai Riset Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan BRSDMKP.


Mungkin belum banyak yang diketahui oleh masyarakat umum, siapakah sosok dibalik OFEC 2022 dan Oscar Mania Indonesia yang sedang hype akhir akhir ini. Banyak yang bertanya siapakah Presiden Oscar Mania Indonesia Alexandrew Edeij. Berikut kami sertakan biodata singkatnya,


Bernama lengkap Alexandrew Edeij Lim atau Alex lahir pada 7 November 1982 di Jakarta. Ayahnya, William Petra adalah yang pertama kali membawa masuk serta memperkenalkan ikan oscar di Indonesia pada tahun 1960-an hingga mengajarkan para petani dan pembudidaya ikan oscar di nusantara. William Petra semasa hidupnya aktif sebagai pengusaha dan juga sebagai pembimbing di University of Bern, Switzerland dan Saint Étienne Institute of Science and Biologist Prancis.


Alex menyelesaikan pendidikan pertamanya pada tahun 2002 di National University of Singapore (NUS) Singapura, dan meneruskan pendidikan keduanya di California State University bidang Managemenf of Technology Industry serta di Ornamental Fish Institute of California dalam bidang Physiology of Aquaculture Species, serta melanjutkan pendidikan pasca sarjana di NPUST/ National Pingtung University of Science and Technology Taiwan, pada tahun 2004 untuk empat bidang kompetensi dalam Biotechnology and Aquaculture Genetics.


Ketertarikannya pada ikan hias sudah dimulai sejak usia 4 tahun. Alex adalah peserta termuda saat berusia 14 tahun dalam kejuaraan Sains Olympiad IBO sedunia di Ukraina dan peserta mandiri urutan pertama dalam Siemens Science Convention, saat masih berusia 16 tahun. Pada tahun 2005 Alex mempelajari navigasi kapal maritim dan biologi kelautan di Singapura. Pada tahun 2009 Alex mempelajari fisika mekanis mesin pesawat terbang di Garuda Indonesia Institute Aviation (GIIA) di Cengkareng. Semua ilmu yang didapatnya membuat dirinya menguasai banyak terapan ilmu, hal ini dibuktikan saat menjadi juara dunia konfera akuakulture sedunia di Srilanka pada tahun 2012 dan Amerika Serikat pada tahun 2014. Suatu pencapaian yang sangat sulit untuk ditandingi oleh siapapun.


Alex pernah menjabat sebagai Chief International Business di Orang Tua Group (OT), General Manager di Pangan Lestari/ Sekar Laut Tbk dan Vice President of Sales and Marketing Asia & Africa di Sinar Antjol Group. Pada 2019 Alex menolak untuk bergabung ke Biological National Park of Singapore, sebagai direktur pengembangan bisnis. Sebelumnya juga pernah menolak undangan dari Fish Culture International, untuk bergabung sebagai direktur unit teknis dan bisnis, saat FCI masuk ke Indonesia pada Agustus 2020.


Faktor keterbatasan fisik membuat Alex harus mundur dari semua aktifitas dan pekerjaannya, termasuk pengunduran dirinya dari anggota executive Research of The Ornamental Fish Agency pada tahun 2021. Namun kecintaannya terhadap ikan hias, serta keperduliannya terhadap petani-petani ikan hias di Indonesia, tidak pernah hilang. Alex kini selain menjalankan perusahaan miliknya sendiri, juga masih terdaftar sebagai salah satu anggota komite FAO Asia Pacific dan presiden Oscar Mania Indonesia, salah satu organisasi ikan hias terbesar di dunia yang di dukung penuh oleh lembaga serta asosiasi perikanan di eropa dan Indonesia.


Tidak banyak informasi yang bisa kami tuliskan mengenai Alex, diharapkan kedepannya dari lini media lainnya bisa melengkapi.


Ornamental Fish Update 18 August 2022

NewsNow Media Published 16 August 2022

Aquaculture Shock Hongkong 1 September 2022

Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia Media

FAO Food and Agriculture Organization of The United Nations

Balai Riset Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan

Photo by Media BRBIH

Show more
0
126

Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta Muslihan Aulia Haris menyatakan Keberatan terkait Pemberhentian Laporan Kepolisian nya di dalam proses Penyelidikan yang di lakukan oleh oknum penyidik Unit 5 Subdit III Sumdaling Ditresskrimsus Polda Metro Jaya yg terlihat Janggal di duga telah melanggar Hukum, HAM dan Kode Etik Polri


Jakarta, Memperingati HUT Bayangkara ke 76, Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta Muslihan Aulia Haris, SH menyatakan keberatan terkait Pemberhentian Penyelidikan Laporan Kepolisian Nomor LP/6755/XI/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ, Tanggal 13 November 2020 yang dilakukan oleh Oknum Penyidik Unit 5 Subdit III Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya


Muslihan Aulia Haris berpendapat Pemberhentian Penyelidikan Laporan Kepolisian tersebut terlihat janggal yang diduga telah melanggar Hukum, HAM dan Kode Etik Polri, terlebih di tengah Trending nya Hashtag #PercumaLaporPolisi di Media Sosial yang sampai menempati posisi teratas di indonesia, dan turun nya tingkat kepercayaan Masyarakat terhadap Institusi Kepolisian Republik Indonesia, bahkan sampai adanya slogan "Kasih data jadi perdata, kasih Dana baru bisa jadi Pidana ”


Kejanggalan Pemberhentian Penyelidikan tersebut diantaranya sebagai berikut :


1. Penyidik belum melakukan Pemeriksaan kepada Terlapor Utama dengan alasan Kesehatan nya, padahal Pelapor mempunyai bukti bahwa Terlapor Utama tersebut bisa Bepergian menghadiri Kegiatan-kegiatan bahkan keluar Negeri,


2. Penyidik melakukan Pemberhentian Penyelidikan hanya berdasarkan Pendapat Ahli Perburuhan dari Universitas Indonesia semata,


Padahal Sebagaimana ketentuan Pasal 3 Huruf a point (6) Surat Edaran Nomor. /7/VII/2018 Tentang Penghentian Penyelidikan menyatakan bahwa Pendapat ahli tersebut (jika di perlukan);


menurut Pelapor Persfektik seorang Ahli tersebut belum di perlukan dalam perkara dimaksud, karena Pelapor sudah cukup memenuhi dan menyampaikan 2 alat bukti tersebut yaitu Berupa: Keterangan Saksi Korban (Pelapor), surat-surat, keterangan Saksi-saksi (dari Pelapor), petunjuk,


sebagaimana Pasal 25 Ayat (1) dan (2) Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana, bahwa Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 alat Bukti yang di dukung barang bukti, sesuai Pasal 1 Angka 14, Pasal 17 dan Pasal 21 UU No. 8 Tahun 1981 dan sesuai Pasal 184 Ayat (1) KUHAP, dan sesuai kutipan amar putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 Tanggal 28 April 2015,


Terlebih Keterangan ahli bukan lah satu-satu nya yang dapat berdiri sendiri yang dapat menentukan perkara tersebut merupakan Tindak Pidana atau bukan, melainkan harus saling berkaitan dengan alat bukti lain nya,


selain itu Muslihan Aulia Haris selaku Pelapor berpendapat bahwa Persfektif Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut adalah keliru karena tidak berdasarkan Pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, tidak berdasarkan pada teori ataupun dasar hukum yang menjadi rujukan nya, di duga adanya penggiringan Ahli perburuhan, karena Pelapor dengan sangat mudah bisa membantah dan membuktikan dalil-dalil maupun bukti-bukti untuk membantah pendapat Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut,


selain itu Pelapor tidak mengetahui Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia yang dimaksud tersebut, Siapa Ahli Perburuhan yang dimaksud? darimana dan kapan gelar Ahli tersebut didapat? siapa yang memberikan Gelar Ahli tersebut? apa saja yang bisa menunjukan keahlian orang yang dianggap Ahli tersebut? apakah ada karya ilmiah atau buku-buku yang sudah diterbitkan oleh Ahli tersebut sebagai Rujukan? Buku apa, rujukan atau teori darimana, karangan siapa, halaman berapa yang dipakai oleh Ahli tersebut? karena seorang Ahli tidak boleh menggunakan teori baru, apalagi mengeluarkan Pendapat hanya sesaat tergantung kebutuhan, tergantung siapa yang meminta dan siapa yang membayar, Kapan dan dimana Penyidik melakukan Pemeriksaan kepada Ahli Perburuhan tersebut? dan apa saja Format dari Pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik kepada Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut? (tidak Transparan atau Samar),


3.Proses Penyelidikan tersebut berjalan sangat lambat lebih dari 120 Hari dan tidak Transparan karena beberapa kali Pelapor tidak menerima SP2HP yang seharus nya diterima secara berkala paling sedikit 1 kali setiap bulan, baik diminta ataupun tidak diminta, sehingga mengharuskan Pelapor menyampaikan Surat keberatan kepada Direktorat Kriminal Khusus maupun ke Kapolda Metro Jaya, Penyidik beberapa kali menyampaikan keberatan akan surat tersebut dan menyampaikan akan melakukan SP3 Perkara di maksud, dan menyarankan agar Pelapor mau menerima Uang Damai (Pelapor menduga merupakan Upaya Suap) dari Terlapor sebesar 163.934.444, tetapi Pelapor menolak nya,


Dari Uraian Muslihan Aulia Haris S.H selaku Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta dan sekaligus selaku Pelapor berharap agar Instansi-Instansi yang berwenang dapat melakukan Investigasi kepada Para Oknum Penyidik yang diduga telah melanggar Hukum, HAM dan Kode Etik Polri karena telah menghentikan Proses Penyelidikan Perkara dimaksud dengan Janggal dan berharap agar Proses Penyelidikan tersebut bisa di tingkatkan ke Penyidikan dan bisa di serahkan ke kejaksaan, agar Slogan Tagar #PercumaLaporPolisi“ ataupun Slogan *_“Kasih Data jadi Perdata, Kasih Dana Baru bisa jadi Pidana”,Ataupun Sindiran "Ganti Polisi dengan Satpam BCA", bisa hilang di tengah Masyarakat, sehingga mengembalikan kepercayaan Masyarakat Pada Institusi Kepolisian Republik Indonesia, Selamat memperingati HUT Bayangkara RI Ke 76

Show more
0
42
https://avalanches.com/id/jakarta_jakarta_memperingati_hut_bayangkara_ke_76_kepala_divisi_hukum_serika2822042_04_07_2022

Laporan Kepolisian di hentikan Secara Janggal Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta lapor ke Propam Polda Metro Jaya

Jakarta, Memperingati HUT Bayangkara ke 76, Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta Muslihan Aulia Haris, SH membuat Pengaduan ke Bidang Pofesi Pengamanan Polda Metro Jaya (Bid Propam Polda Metro Jaya) terkait keberatan Pemberhentian Penyelidikan Laporan Kepolisian Nomor LP/6755/XI/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ, Tanggal 13 November 2020 yang dilakukan oleh Oknum Penyidik Unit 5 Subdit III Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya


Selain itu Muslihan Aulia Haris, SH juga sudah membuat Pengaduan ke Kompolnas, Ke Ombudsman Republik Indonesia, Ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ke Kapolri, Ke Kapolda, Kementerian Hukum dan HAM dan lain sebagainya,

Hal tersebut dilakukan karena Muslihan Aulia Haris berpendapat Pemberhentian Penyelidikan Laporan Kepolisian tersebut terlihat janggal yang diduga telah melanggar Hukum, HAM dan Kode Etik, terlebih di tengah Trending nya Hashtag #PercumaLaporPolisi di Media Sosial yang sampai menempati posisi teratas di indonesia, dan turun nya tingkat kepercayaan Masyarakat terhadap Institusi Kepolisian Republik Indonesia, bahkan sampai adanya slogan “Kasih data jadi perdata, kasih Dana baru bisa jadi Pidana”,


Kejanggalan Pemberhentian Penyelidikan tersebut diantaranya sebagai berikut :

1.Penyidik belum melakukan Pemeriksaan kepada Terlapor Utama dengan alasan Kesehatan nya, padahal Pelapor mempunyai bukti bahwa Terlapor Utama tersebut bisa Bepergian menghadiri Kegiatan-kegiatan bahkan keluar Negeri,


2.Penyidik melakukan Pemberhentian Penyelidikan hanya berdasarkan Pendapat Ahli Perburuhan dari Universitas Indonesia semata,


Padahal Sebagaimana ketentuan Pasal 3 Huruf a point (6) Surat Edaran Nomor. /7/VII/2018 Tentang Penghentian Penyelidikan menyatakan bahwa Pendapat ahli tersebut (jika di perlukan);


menurut Pelapor Persfektik seorang Ahli tersebut belum di perlukan dalam perkara dimaksud, karena Pelapor sudah cukup memenuhi dan menyampaikan 2 alat bukti tersebut yaitu Berupa: Keterangan Saksi Korban (Pelapor), surat-surat, keterangan Saksi-saksi (dari Pelapor), petunjuk,


sebagaimana Pasal 25 Ayat (1) dan (2) Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana, bahwa Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 alat Bukti yang di dukung barang bukti, sesuai Pasal 1 Angka 14, Pasal 17 dan Pasal 21 UU No. 8 Tahun 1981 dan sesuai Pasal 184 Ayat (1) KUHAP, dan sesuai kutipan amar putusan MK No. 21/PUU-XII/2014 Tanggal 28 April 2015,


Terlebih Keterangan ahli bukan lah satu-satu nya yang dapat berdiri sendiri yang dapat menentukan perkara tersebut merupakan Tindak Pidana atau bukan, melainkan harus saling berkaitan dengan alat bukti lain nya,


selain itu Muslihan Aulia Haris selaku Pelapor berpendapat bahwa Persfektif Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut adalah keliru karena tidak berdasarkan Pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, tidak berdasarkan pada teori ataupun dasar hukum yang menjadi rujukan nya, di duga adanya penggiringan Ahli perburuhan, karena Pelapor dengan sangat mudah bisa membantah dan membuktikan dalil-dalil maupun bukti-bukti untuk membantah pendapat Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut,


selain itu Pelapor tidak mengetahui Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia yang dimaksud tersebut, Siapa Ahli Perburuhan yang dimaksud? darimana dan kapan gelar Ahli tersebut didapat? siapa yang memberikan Gelar Ahli tersebut? apa saja yang bisa menunjukan keahlian orang yang dianggap Ahli tersebut? apakah ada karya ilmiah atau buku-buku yang sudah diterbitkan oleh Ahli tersebut sebagai Rujukan? Buku apa, rujukan atau teori darimana, karangan siapa, halaman berapa yang dipakai oleh Ahli tersebut? karena seorang Ahli tidak boleh menggunakan teori baru, apalagi mengeluarkan Pendapat hanya sesaat tergantung kebutuhan, tergantung siapa yang meminta dan siapa yang membayar, Kapan dan dimana Penyidik melakukan Pemeriksaan kepada Ahli Perburuhan tersebut? dan apa saja Format dari Pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik kepada Ahli Perburuhan Akademisi dari Universitas Indonesia tersebut? (tidak Transparan atau Samar),


3.Proses Penyelidikan tersebut berjalan sangat lambat lebih dari 120 Hari dan tidak Transparan karena beberapa kali Pelapor tidak menerima SP2HP yang seharus nya diterima secara berkala paling sedikit 1 kali setiap bulan, baik diminta ataupun tidak diminta, sehingga mengharuskan Pelapor menyampaikan Surat keberatan kepada Direktorat Kriminal Khusus maupun ke Kapolda Metro Jaya, Penyidik beberapa kali menyampaikan keberatan akan surat tersebut dan menyampaikan akan melakukan SP3 Perkara di maksud, dan menyarankan agar Pelapor mau menerima Uang Damai (Pelapor menduga merupakan Upaya Suap) dari Terlapor sebesar 163.934.444, tetapi Pelapor menolak nya,


Dari Uraian Muslihan Aulia Haris S.H selaku Kepala Divisi Hukum Serikat Pekerja Transjakarta dan sekaligus selaku Pelapor berharap agar Instansi-Instansi yang berwenang dapat melakukan Investigasi kepada Para Oknum Penyidik yang diduga telah melanggar Hukum, HAM dan Kode Etik karena telah menghentikan Proses Penyelidikan Perkara dimaksud dengan Janggal dan berharap agar Proses Penyelidikan tersebut .bisa di tingkatkan ke Penyidikan dan bisa di serahkan ke kejaksaan, agar Slogan Tagar “#PercumaLaporPolisi “ ataupun Slogan “Kasih Data jadi Perdata, Kasih Dana Baru bisa jadi Pidana”, Atau “Ganti Polisi dengan Satpam BCA” bisa hilang di tengah Masyarakat, sehingga mengembalikan kepercayaan Masyarakat Pada Institusi Kepolisian Republik Indonesia, Selamat HUT Bayangkara Ke 76

Show more
0
47
https://avalanches.com/id/jakarta_introducing_solidus_ai_tech1901767_11_11_2021

INTRODUCING SOLIDUS AI TECH


Solidus AI TECH is introducing its own ERC-20 token (AITECH), that allows its investors to stake their tokens and earn rewards.

Megacorps, Governmental Authorities, SME’s and Professionals requiring Artificial Intelligence services will be able to access discounts on computing power supplied via our Infrastructure-as-a-Service (IaaS) platform when they utilise our AITECH token to purchase services.

#cryptocurrency #solidusaitech #cryptoinvestment #blockchain #investment #cryptocurrencyinvestment #cryptonews #AI


Solidus AI TECH

Solidus AI TECH will be building one of the world’s finest state-of-the-art AI infrastructure data centres, starting in Europe and then expanding globally. These facilities will be offered to Megacorps, Governmental Authorities, SMEs & Professionals in a highly secure manner, enabling them to augment and protect their businesses.


Designed for the future

Solidus are finalising the internal build of their Eco Friendly High Powered Computing (HPC) Data Centre & Infrastructure as a Service’ (IaaS) platform where Governmental Authority’s, Megacorps, SMEs & Professionals will be able to purchase Artificial Intelligence services seamlessly using the worlds first AI utility token (AITECH)

The AI market is expected to grow from $58.3bn in 2021 to $309.6bn by 2026

We have built one of the largest High Powered Computing Data Centres in Europe and the next stage is to purchase and install Artificial Intelligence hardware.


AI TECHL

Launchdate: 01.11.21

Launched by Solidus Technologies est December 2017

Partners: Soft Galaxy, Microsoft & Optoelectronica


AI is at the start of what is predicted to be a huge growth wave so buy AITECH now to stake or hold for the future.


AI IS CHANGING THE WORLD Shaping our future

“AI is going to change the world more than anything in the history of mankind. More than electricity.” - AI oracle and venture capitalist Dr. Kai-Fu Lee, 2018


How AI could change the World in the future:

1. MEDICINE

Instead of taking regular over the counter medicines…Medicine could be tailored to your exact genome. AI algorithms will enable doctors and hospitals to better analyze data and customize their health care to the genes, environment and lifestyle of each patient. From diagnosing brain tumors to deciding which cancer treatment will work best for an individual, AI is positioned to drive the personalized medicine revolution.


2. CYBERSECURITY

AI-based tools look for patterns associated with malicious computer viruses and programs before they can steal massive amounts of information or cause havoc. This should help prevent millions of security breaches each year.


3. VITAL TASKS

AI assistants could help the elderly, mow lawns, keep windows washed, cook, clean and even help with bathing and hygiene. Many other jobs that are repetitive and physical are perfect for AI-based tools. But the AI-assisted work may become critical in dangerous fields like mining, firefighting and handling radioactive materials.


4. TRANSPORTATION

AI may have the biggest impact in the near future via self-driving cars. Autonomous cars are already here, but watch for them to be ubiquitous by 2030. Driverless trains already rule the rails in European cities, and Boeing is building an autonomous jetliner.


A Word On Future Plans

The first stage is to build our AITECH Ecosystem where our AITECH token will be utilised to purchase AI Services via our Infrastructure-as-a-Service (IaaS) platform. Once established we have plans in place to build additional Data Centres in order to scale up our operations.

To put you in the picture, currently there are no European HPC Data Centres in the Global top 10, however there is significant demand in the EU for these services. Our aim is bridge this gap and soon become the largest HPC Organisations in Europe. We will then land ourselves in the top 10 Globally. Moving forward from there we will continue to scale up operations and expand Globally into countries that are significantly lacking in HPC but have high demand and are having to outsource abroad.

Our long-term aim is to become the Global #1 HPC Data Centre which will take a lot of time and effort but we truly believe that we have the team and skills to be able to achieve this as a long term goal.

“Shoot for the moon. Even if you miss, you’ll land amongst the stars.”


AI TECH Our vision

Solidus AI Tech is a computation network created to distribute computing power to organizations working on complex AI projects requiring high computing power. The greatest need of the hour is computing power and we are aiming to provide Megacorps, Governmental Authorities, SME's and Professionals with unparalleled sources of computing power. We are planning to establish major AI HPC data centres in Bucharest and in the future we plan to build additional data centres across Europe.


Our vision at Solidus is simple yet profound. We want to build truly efficient data centres that can fulfil the desire for computing power in the global market. We will completely transform the way computing activities are managed and performed when combined with scalable tools to assist developers in safely delivering and monetizing their applications. Most importantly, after lowering computation costs, some applications such as CGI Rendering, Scientific Calculation, and Machine Learning will become more accessible. One of our main objectives is to build energy efficient AI HPC data centres.


Solidus AI infrastructure is versatile and has been designed to cater for Megacorps, Governmental Authorities, SME's and Professionals. The program establishes a peer-to-peer network between computers, allowing application administrators and users ("requesters") to access the resources of other users' ("providers") devices. These tools can be used to finish tasks that require varying amounts of computing time and capacity. These services are currently provided by centralised cloud vendors, which are limited by closed networks, centralized payment mechanisms, and aggressively provisioning operations.


Intellectual Property (IP)

Our Research and Development team has a permanent mission to improve efficiency and minimize the power consumption in our data centres operating under ISO 14001:2015. Thanks to their great effort, our existing hardware is running at 40% less power consumption. Our AI hardware will run on the same IP which will make our data centre one of the most eco-friendly in the world.


AI TECH Roadmap

Solidus Technologies was established in December 2017

· Joint Venture partnership agreed with Soft Galaxy International


Engaged with the companies below to help structure the project:

· Pincent Masons Solicitors - SRA 471978 for our legal structure and documentation

· BlueWater Capital - FCA 789335 to Section 21 approve our Information Memorandum

· Talbot Capital – FCA 489839 as our security trustee

· CrossbarFX - FCA 535761 as our receiving agent


We started raising funds in April 2018 which were utilised to mine Ethereum (ETH) whilst securing land and commencing the Data Centre build.


Solidus knew that Ethereum (ETH) would likely become unminable as it becomes proof-of-stake so worked towards a future move into Artificial Intelligence. In March 2020 Covid-19 acted as a catalyst and the demand for AI Services surged. There is a real lack of HPC centres in Europe so we at Solidus will help to bridge this gap. This is our first Data Centre and we intend to scale as we have plans in place to build additional Data Centres in close proximity.


We are launching AITECH to raise funds to go towards completing our AI infrastructure and will then launch our ‘Infrastructure As A Service’ (IAAS) platform where Megacorps, Governmental authorities, SME’s and professionals will be able to easily purchase AI services.

AITECH is a way for AI Services and cryptocurrency to work hand-in-hand and we expect significant demand for our services in the future.

Use link here to Full information:

🌐 Website: http://www.ai-tech.io/

🌐 Twitter: https://twitter.com/AITECHio

🌐 Reddit: https://www.reddit.com/user/AITECHtoken/

🌐 Telegram chat: https://t.me/solidusaichat

🌐 Telegram: https://t.me/solidusaitech

🌐 Facebook: https://www.facebook.com/Solidus-Ai-Tech-100121909056613

🌐 Instagram: https://www.instagram.com/aitechtoken/

🌐 Linkedin: https://www.linkedin.com/groups/12558138/

#cryptocurrency #solidusaitech #cryptoinvestment #blockchain #investment #cryptocurrencyinvestment #cryptonews #AI

Show more
0
150

Tanpa Judul....

Menjadi dewasa sangat sulit, beranjak semakin dewasa semakin banyak yang di khawatirkan, bahkan aku tidak tau kedepan akan seperti apa? semakin aku kejar rasanya semakin jauh, terlalu banyak ekspatasi yang aku buat sendiri tanpa sadar lingkunganku tidak mendukungku.

Selalu bertanya sebenarnya apa yang aku inginkan sampai saat ini aku belum menemukan jawabannya.

Show more
0
56
Other News Indonesia